Actinomycetes termasuk dalam divisi Schyzophyta. Tumbuh sebagai filamen sel yang bercabang panjang atau pendek. Organisme ini membelah dengan pembelahan biner, dan mungkin menghasilkan spora eksternal atau tidak. Begitu jauh, mayoritas organisme ini adalah saprofit tanah dan air (organisme yang hidup dari benda organik yang membusuk dan sangat penting karena perannya dalam daur alam, seperti pembusukan bahan organik dan penambatan nitrogen). Bangsa Actinomycetes terdiri dari tiga suku yaitu suku Mycobacteriaceae, suku Actinomycetaceae, dan suku Streptomycetaceae.
Actinomycetes merupakan mikroorganisme tanah yang umum dijumpai pada berbagai jenis tanah. Populasinya berada pada urutan kedua setelah bakteri, bahkan kadang-kadang hampir sama Actinomycetes hidup sebagai saprofit dan aktif mendekomposisi bahan organik, sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah. Actinomycetes merupakan salah satu mikroorganisme yang mampu mendegradasi selulosa di samping bakteri, kapang, dan khamir. Jenis Actinomycetes tergantung pada tipe tanah, karakteristrik fisik, kadar bahan organik, dan pH lingkungan. Jumlah Actinomycetes meningkat dengan adanya bahan organik yang mengalami dekomposisi. Pada umumnya Actinomycetes tidak toleran terhadap asam dan jumlahnya menurun pada keadaan lingkungan dengan pH di bawah 5,0. Rentang pH yang paling cocok untuk perkembangbiakan Actinomycetes adalah antara 6,5-8,0. Tanah yang tergenang air tidak cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes, sedangkan tanah gurun yang kering atau setengah kering dapat mempertahankan populasi dalam jumlah cukup besar, karena adanya spora. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan Actinomycetes adalah 25-30oC, tetapi pada suhu 55-65oC Actinomycetes masih dapat tumbuh dalam jumlah cukup besar, khususnya genus Thermoactinomyces dan Streptomyces.
Actinomycetes kelihatan dari luar seperti jamur dan dalam banyak buku dibicarakan bersama dengan fungi eukariot. Akan tetapi, organisme ini adalah bakteri benar sesuai dengan semua kriteria untuk sel prokariot. Dinding selnya mengandung asam muramat, tidak mempunyai mitrokondrion, mengandung ribosom 70S (sel eukariot mempunyai ribosom 80S dalam sitoplasmanya), tidak mempunyai pembungkus nukleus, garis tengah selnya berkisar dari 0,5 samapi 2,0 µm, dan dapat dimatikan atau dihambat oleh banyak antibiotika bakteri. Dari banyak macam marga yang kini diklasifikasi dalam bangsa Actinomycetales, hanya sedikit yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia (Volk dan Wheeler, 1998).
Actinomycetes tumbuh seperti filamen-filamen yang tipis seperti kapang dari pada sel tunggal sehingga Actinomycetes dianggap sebagai fungi atau cendawan. Meskipun ada persamaan dalam hal pola pertumbuhannya, fungi itu eukariota sedangkan Actinomycetes adalah prokariota. Pada lempeng agar Actinomycetes dapat dibedakan dengan mudah dari bakteri yang sebenarnya tidak seperti koloni bakteri yang jelas berlendir dan tumbuh dengan cepat. Koloni Actinomycetes muncul perlahan, menunjukkan konsistensi berbubuk dan melekat erat pada permukaan agar.
Actinomycetes adalah bakteri yang tidak tahan asam, memiliki filament diawal pertumbuhannya. Actinomycetes dapat bersifat anaerob fakulatif (mampu tumbuh baik jika terdapat O2 bebas atau tidak ada O2) dapat mampu memfermentasikan karbohidrat.
Sifat-sifat umum actinomycetes antara lain :
- Garis hife dan spora hampir sama dengan bakteri
- Kebanyakan actinomycetes mengadakan reproduksi dengan fragmentasi atau oidia
- Banyak actinomycetes terutama yang bersifat patogen tidak menghasilkan miselium.
- Pertumbuhan ini mirip dengan pleomorphi pada Corynebacterium
Peranan Actinomycetes terhadap ekosistem tanah antara lain :
1. Mendekomposisi bahan organik
2. Menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat bahkan mematikan mikroba lainnya, khususnya yang pathogen
3. Mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah
4. Dapat menghilangkan bau pada tanah, dengan zat-zat metabolik yang dikeluarkannya
Actinomycetes berkembang biak dengan spora. Bentuk dan ukuran spora berbeda-beda tergantung spesiesnya. Pembentukan spora dapat secara fragmentasi dan segmentasi.
Pembentukan spora secara fragmentasi:
Pembentukan spora ini analog dengan pembentukan spora pada fungi. Protoplasma pada dinding sel pecah menjadi fragmen-fragmen yang ukurannya seragam. Fragmen-fragmen ini kemudian dibebaskan. Pembentukan spora ini dimulai dari ujung hife yang berkembang kearah pangkal.
Pembentukan spora segmentasi :
Hife yang akan membentuk spora membentuk dinding pemisah kemudian hife terpisah menjadi segmen – segmen kecil, dengan demikian terbentuk oidia. Beberapa spesies dapat membentuk klamidospora.
PENEMUAN BAKTERI ACTINOMYCETES DI DALAM TANAH
Pada awal ditemukannya, bakteri actinomycetes digolongkan sebagai sebuah fungi atau jamur. Hal tersebut dikarenakan di dalam bakteri ini ditemukan anggotanya membentuk semacam hifa dan mampu menghasilkan sebuah antibiotik. Atas dasar hal tersebutlah maka actinomycetes digolongkan ke dalam bakteri. Namun kebingungan para ilmuwan bertambah manakala ditemukan ciri bakteri yang berukuran kecil dan dapat diserang oleh virus. Oleh karenanya, actinomycetes pernah dianggap sebagai bukan bakteri dan bukan juga virus.
Setelah melalui sebuah pemeriksaan DNA yang ada di dalamnya, akhirnya para ilmuwan menggolongkan actinomycetes ke dalam bakteri karena adanya kecocokan DNA yang dimilikinya. Bakteri ini banyak sekali dijumpai di dalam tanah. Namun ada juga yang berada di dalam hewan sebagai patogen dan juga di tumbuhan. Peranan dari bakteri actinomycetes ini terbilang cukup penting dalam siklus kehidupan. Mereka melakukan dekomposisi terhadapa materi organik seperti kritin dan selulosa. Karena adanya aktifitas inilah maka terjadi penumpukkan unsur hara yang berlebih dalam tanah. Proses seperti ini yang memiliki peran penting terjadinya pembentukan humus.
Bakteri actinomycetes akan mampu berkembang biak dengan baik jika kita menambahkan pupuk kandang yang kaya selulosa pada tanah. Penggunaan pupuk amonium atau nitrat justru membuat tanah berada di bawah pH 6 dan hal tersebut membuat bakteri ini tidak mampu bertahan.
PERANAN ACTINOMYCETES PADA EKOSISTEM TANAH
Peranan bakteri actinomycetes dalam tanah sangatlah penting karena dapat menjaga kesuburan tanah dan siklus kehidupan, terutama pada ekosistem tanah. Berikut ini merupakan beberapa uraian mengenai peranan actinomycetes terhadap ekosistem tanah.
1. Mendekomposisi Bahan Organik
Actinomycetes biasanya hidup didalam tanah dan berperan penting dalam proses pelapukan/ perombakan bahan organik kompleks menjadi bahan organik yang lebih sederhana dan dapat langsung digunakan oleh organisme lain. Di dalam ekosistem, organisme perombak bahan organik memegang peranan penting karena sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH4atau CO2) sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman, sehingga siklus hara berjalan sebagaimana mestinya dan proses kehidupan di muka bumi dapat berlangsung, Adanya aktivitas organisme perombak bahan organik seperti mikroba dan mesofauna (hewan invertebrata) saling mendukung keberlangsungan proses siklus hara dalam tanah.
2. Menghasilkan Antibiotik Yang Dapat Mematikan Patogen
Actinomycetes, yang strukturnya merupakan bentuk antara dari jamur dan bakteri, menghasilkan zat-zat anti mikroba dan asam amino yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik dan bahan organik. Actinomycetes dapat hidup bersama dengan bakteri fotosintetik. Streptomyces merupakan salah satu genus dari kelas Actinomycetes yang biasanya terdapat di tanah.
Streptomyces adalah prokariot yang menghasilkan substansi penting untuk kesehatan seperti antibiotik, enzim, dan immunomodulator dan salah satu organisme tanah yang memiliki sifat-sifat umum yang dimiliki oleh bakteri dan jamur tetapi juga memiliki ciri khas yang cukup berbeda yang membatasinya menjadi satu kelompok yang jelas berbeda.
3. Mengikat Struktur Tanah Liat Sehingga Dapat Memperbaiki Sifat Fisik Tanah
Struktur tanah adalah susunan atau agregasi partikel-parikel primer tanah (pasir, debu, liat) secara alami menjadi berbagai kelompok partikel yang satu sama lain berbeda dalam ukuran dan bentuknya, dan dibatasi oleh bidang-bidang. perkembangan struktur didalam tanah perlu dipahami benar, karena struktur tanah sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan dapat pula berubah karena pengaruh-pengaruh mekanis dari luar misalnya pengolahan tanah.
Tiga kelompok bahan koloid tanah yang berperan sebagai bahan perekat dalam pembentukan agregat-agregat tanah adalah
1) mineral-mineral liat.
2) bahan organik koloidal termasuk gum yang dihasilkan oleh aktivitas jasad-jasad renik tanah.
3) oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat koloid.
Agregasi amat dipengaruhi oleh kegiatan jasad-jasad renik dalam tanah dan akan dipergiat bila didalam tanah tersedia cukupa bhan organik. Organisme seperti benang-benang jamur dan humus dan mengikat satu partikel tanah dengan lainnyasampai membentuk agregat dan struktur tanah. Organisme juga memproduksi sejumlah bahan kimia seperti asam-asam organik yang dapat merekat partikel-partikel tanah. Lemak-lemak dan lilin sebagai hasil perombakan bahan organik juga berperan penting dalam memantapkan agregat-agregat tanah. Itulah sebabnya, Anda boleh menganjurkan kepada petani agar bahan-bahan organik sisa panennya lebih baik dibenam kedalam tanah atau dibuat kompos terlebih dahulu baru dibenamkan kedalam tanah. Pembakaran bahan organik sisa panen sebaiknya tidak selalu dilaksanakan.
4. Menghilangkan Bau Pada Tanah
Ada banyak orang yang merasakan pada saat turun hujan serasa menghirup aroma khas yang membuat tenang. Bebauan itu muncul karena peran bakteri Actinomycetes. Bakteri ini hidup di tanah dan dapat memunculkan aroma tertentu yang memengaruhi mood. Biasanya aroma didapati pada tanah yang hangat dan lembab, lalu terguyur oleh air hujan. Bakteri Actinomycetes akan menghasilkan spora ketika tanah mengering. Proses ini kerap terjadi saat kemarau datang atau cuaca sangat terik. Sewaktu hujan turun, spora menjadi basah lalu menyebar ke udara. Inilah yang kemudian menjadikan aroma khas saat hujan dan sifatnya menenangkan. Tidak perlu khawatir dengan spora ini. Pasalnya, keberadaan spora tanah tersebut tidak membahayakan tubuh dan bahkan berfungsi sebagai penyegar udara. Aroma akan menyengat saat hujan datang pertama kali setelah musim kemarau berakhir. Dan, spora tersebut menyebar ke seluruh dunia. Untuk ya tinggal di kota yang penuh polusi mungkin aroma khas hujan jarang didapati. Justru sebaliknya, air hujan yang berpadu dengan partikel polusi menjadi bau hujan tidak sedap. Air hujan juga lebih tercemar dan tidak bisa langsung dikonsumsi. Tingkat keasaman air hujan menjadi lebih tinggi. Air hujan yang cenderung asam dapat merusak berbagai peralatan. Beruntunglah buat orang yang tinggal di tempat yang banyak kawasan hijaunya. Aroma hujan yang menentramkan masih bisa dirasakan.
KESIMPULAN
1. Actynomicetes adalah suatu kelompok mikroorganisme yang morfologinya merupakan bentuk peralihan antara bakteri dan jamur.
2. Peranan Actinomycetes terhadap ekosistem tanah antara lain
a) Mendekomposisi bahan organic
b) Menghasilkan antibiotik yang dapat menghambat bahkan mematikan mikroba lainnya, khususnya yang pathogen
c) Mengikat struktur tanah liat sehingga dapat memperbaiki sifat fisik tanah
d) Dapat menghilangkan bau pada tanah, dengan zat-zat metabolik yang dikeluarkannya
3. Actinomycetes memiliki habitat yang cukup luas antara lain ditemukan pada tanah, kompos, padang rumput, tanah hutan, sedimen, lumpur pada daerah perakaran tanaman atau di perairan laut.
DAFTAR PUSTAKA
http://inginmenjadibesar.blogspot.co.id/2012/01/mikrobiologi.html (diakses pada tgl 1 april 2017)
http://panjikesumapertanian.blogspot.co.id/2015/01/makalah-peranan-actinomycetes- terhadap.html (diakses pada tgl 1 april 2017)
https://www.academia.edu/9758535/actinomycetes_actinomyces (diakses pada tgl 1 april 2017)
https://pustakabiolog.files.wordpress.com/2012/.../actinomycetes. (diakses pada tgl 1 april 2017)
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-arti-actinomyces/ (diakses pada tgl 1 april 2017)
Komentar
Posting Komentar